MENGENANG STRATEGI SWASEMBADA PANGAN ERA PAK HARTO

Created | By: Redaktur | 07-May-2024

DFM Mania, Lembaga Internasional, Pusat penelitian beras dunia, International Rice Research Institute (IRRI) memberikan penghargaan terhadap Republik Indonesia yang selama tiga tahun terakhir mampu mencapai swasembada beras secara berturut-turut. Penghargaan ini diterima langsung oleh Presiden Joko Widodo di Istana Kepresidenan Jakarta, Minggu, 14 Agustus 2022 yang lalu.

IRRI menilai, Indonesia mencapai swasembada karena mampu memenuhi kebutuhan pangan pokok domestik dalam hal ini beras lebih dari 90 persen. Diketahui, produksi beras nasional dari tahun 2019 konsisten berada di angka 31,3 juta ton sehingga berdasarkan hitungan BPS jumlah stok akhir di bulan April 2022 tertinggi di angka 10,2 juta ton.

"Dan kalau ditanya barangnya ada di mana? ya ada di masyarakat, di petani, di restoran-restoran dan juga juga di Bulog. Plus beberapa di industri-industri pangan. Inilah yang menyebabkan kenapa Indonesia dinilai memiliki sistem ketahanan pangan yang baik dan sudah mencapai swasembada pangan," ujar Presiden Jokowi. 

Presiden Jokowi saat itu mengatakan, di tengah ancaman krisis pangan di tingkat global, pemerintah Indonesia terus berkomitmen meningkatkan produksi nasional dan menjamin ketercukupan pangan di dalam negeri sekaligus memberikan kontribusi bagi kondisi pangan internasional.

DFM Mania, lalu apa itu swasembada pangan?

Apa hubungannya dengan ketahanan pangan?

Bagaimana Indonesia pernah dinilai sukses dalam swasembada pangan?

Bagaimana strateginya?

DFM Mania, apa yang dimaksud dengan swasembada pangan?

Swasembada pangan adalah istilah yang barangkali sudah tidak asing lagi. Swasembada pangan adalah kemampuan sebuah negara dalam mengadakan atau memenuhi sendiri kebutuhan pangan bagi masyarakat. 

Swasembada pangan adalah kemampuan sebuah negara dalam mengadakan sendiri kebutuhan pangan bagi Masyarakat. 

Upaya memfokuskan pembangunan nasional diharapkan dapat memicu pembangunan di bidang lain. 

Komoditas tanaman pangan juga merupakan salah satu bagian utama dari sektor pertanian.

DFM Mania, Swasembada pangan menjadi indikator ketahanan pangan sebuah negara. Swasembada pangan terjadi ketika produksi pangan atau kemampuan menyediakan pangan memenuhi kebutuhan konsumsi dalam negeri atau menggunakan indikator produksi suatu komoditas. Produksi pangan yang naik tak menunjukkan pencapaian ketahanan pangan.

Mengapa ketahanan pangan menjadi sangat penting bagi sebuah negara?

Ketahanan pangan merupakan hal yang penting dan strategis, karena berdasarkan beberapa negara menunjukan bahwa tidak ada satu negara pun yang dapat melaksanakan pembangunan secara mantap sebelum mampu mewujudkan ketahanan pangan terlebih dahulu.

Produksi pangan yang naik tak menunjukkan pencapaian ketahanan pangan. Sebab, unsur ketahanan pangan pada akhirnya adalah kesejahteraan petani.

DFM Mania, tujuan akhir ketahanan pangan adalah terciptanya individu yang terpenuhi gizi dan nutrisi secara baik, sehat, dan aman sehingga bisa produktif dan terbebas dari penyakit. Jika masih ada gizi buruk, ketahanan pangan sebuah negara belum tercapai.

Lalu kapan Indonesia pernah mencapai kondisi swasembada pangan dan diakui dunia?

Dan mengapa pembangunan pertanian dan swasembada pangan perlu dilanjutkan?

DFM Mania, ngomongin swasembada pangan, kita perlu melihat ke belakang sejenak, tepatnya ke era Pembangunan di jaman pemerintahan Presiden RI kedua, yaitu Presiden Soeharto.

Mari kita lihat warisan Swasembada Pangan Pak Harto yang dinilai membuat Indonesia berdaulat.

DFM Mania, selama 32 tahun memimpin, banyak catatan kebanggaan dan prestasi yang ditorehkan mendiang Bapak Soeharto. Pembangunan tersebut sebenarnya dapat dilanjutin sama pemerintahan Indonesia saat ini mau masa akan datang.

Mengapa pembangunan pertanian dan swasembada pangan perlu dilanjutkan?

DFM Mania, bersyukur pada tahun 1984 silam, Indonesia berhasil swasembada beras dengan angka produksi sebanyak 25,8 ton. 

Kesuksesan tersebut pun mendapat apresiasi berupa penghargaan dari FAO yaitu Organisasi Pangan dan Pertanian Dunia pada 1985. 

DFM Mania, seperti semua tahu, pangan merupakan kebutuhan mendasar bagi manusia untuk dapat mempertahankan hidup. 

Bisa dibayangin kan kalau negara sampai gak mampu mencukupi kebutuhan pangannya?

Kondisi seperti itu sangat rentan banget terhadap gejolak, baik gejolak harga hingga tergantung pada pasokan negara lain. Artinya, kedaulatan Negara sebenarnya dalam konteks praktis bertumpu pada swasembada pangan. Semoga Indonesia sebagai negeri agraris tetap mampu memenuhi kebutuhan pangannya.

DFM Mania, Swasembada pangan itu proyek yang bagus. Kalau kita mau jadi negara yang mandiri, maka harus bisa memenuhi kebutuhan pangan sendiri. Gak tergantung sama orang lain.

Dan DFM Mania, pangan itu jadi magnet perhatian publik karena dampaknya yang luas, mulai dari pegawai kantoran, ibu rumah tangga, nyampai ART (asisten rumah tangga) pasti mengomentari berita tentang pangan kalau naik harga melonjak ya. Termasuk Bang Ojin si pengusaha UMKM Nasi Goreng ya…

Maka itu DFM Mania, pemerintah yang selalu hadir harus memprioritaskan komoditas pangan buat rakyatnya. Alhamdulillah ya DFM Mania harga beras yang sempat naik beberapa waktu lalu udah turun lagi, dan masyarakat pun gembira. 

DFM Mania, swasembada pangan peninggalan (legacy) Pak Harto niscaya juga akan terus dikenang bangsa ini. Emangnya apa strategi pangan era Pak Harto itu?

Satu strategi yang digagas Pak Harto buat memajukan sektor pertanian kala itu dikenal dengan sebutan Revolusi Hijau.

Pasti ada yang nanya apa itu Revolusi Hijau era saat itu?

Revolusi Hijau itu yaitu cara bercocok tanam dari tradisional berubah ke cara modern tujuan buat meningkatkan produktivitas pertanian. 

DFM Mania, Revolusi Hijau muncul adanya masalah kemiskinan yang disebabkan karena pertumbuhan jumlah penduduk yang sangat pesat tidak sebanding dengan peningkatan produksi pangan. 

Lalu apa upaya yang dilakukan era Pak Harto untuk menggalakkan revolusi hijau itu?

Iya DFM Mania, ada beberapa upaya yang dilakuin diera Pak Harto buat menggalakkan revolusi hijau. Diantaranya upaya intensifikasi pertanian, ekstensifikasi pertanian, diversifikasi pertanian, dan rehabilitasi pertanian. 

DFM Mania, yang dikerjakan Pak Harto merupakan contoh bahwa negara kita bisa berbuat yang terbaik dalam swasembada pangan.

Pak Harto serius mengupayakan terjaganya harga pangan. Bahkan cara Pak Harto menjaga harga pangan pun dicontek banyak negara, termasuk India.

Rahasia sukses India jadi eksportir utama beras di tingkat global. Mengejutkannya, rahasia ini ternyata pakai strategi yang 'tak asing' di telinga. Apa itu DFM Mania?

Sebagaimana diketahui India merupakan pengekspor beras terkemuka di dunia, menyumbang lebih dari 40% perdagangan beras global, serta produsen terbesar kedua setelah China.

DFM Mania, pertanian di India itu menggunakan koperasi bukan konglomerasi. Dari sisi pupuk, India memutuskan gak pakai pupuk pabrik dan itu dibuat oleh koperasi-koperasi didukung dengan penelitian.

DFM Mania, seperti diketahui penduduk India berjumlah sekitar 1,4 miliar orang, tetapi hasil pertaniannya bisa surplus atau lebih. Kenapa?

Karena ternyata semua pakai koperasi, bukan konglomerasi. Seluruh pertanian itu dengan koperasi. 

Pupuk tidak pakai pupuk pabrik, tapi pupuk dibuat oleh koperasi-koperasi, dan penelitiannya oleh pemerintah. 

DFM Mania, kebijakan yang diterapkan India tentu saja untuk mengamankan stok serta menghindari penipisan stok pangan di dalam negeri, apalagi untuk ukuran India dengan jumlah penduduk yang mencapai miliaran orang. 

DFM Mania iya khan jadi ingat kebijakan yang pernah dilakukan Pak Harto dan yang sekarang diadopsi India, dan luar biasanya, mereka berhasil.

Nurul, memangnya seperti apa kebijakan Ketahanan Pangan Era Pak Harto? Sampai-sampai India pun  mengadopsinya, bahkan mereka menuai hasilnya.

DFM Mania, program ketahanan pangan era Pak Harto begitu dikenal dan terkenang hingga kini. Bahkan kebijakannya masa itu diakui oleh Menteri Pertanian periode 2004-2009 Anton Apriyanto dengan banyak mengadopsi program-program semasa Pak Harto.

Pak Harto yang mengawali masa pemerintahannya pada 1966, beliau memprioritaskan sektor agraria dan mengeluarkan berbagai kebijakan yang mengarah ke revolusi pangan. Hal ini ditempuh karena kemiskinan dan kelangkaan pangan menjadi pemicu sekaligus pemantik munculnya krisis politik di Indonesia.

Kemudian, sepanjang 1970-an hingga 1980-an dilakukan investasi besar-besaran untuk infrastruktur pertanian. Sejumlah waduk, bendungan, dan irigasi dibangun. 

Pada Rencana Pembangunan Lima Tahun (Repelita), swasembada pangan merupakan fokus tersendiri dalam rencana pembangunan yang dibuat oleh Pak Harto.

Di dalam Pelita I (1969-1974), pertanian dan irigasi dimasukkan sebagai satu bab tersendiri dalam rincian rencana bidang-bidang. 

Di dalam rincian penjelasan dijelaskan bahwa tujuannya adalah untuk peningkatan produksi pangan terutama beras.

Sudah tak diragukan lagi, pada masa pemerintahan beliau, banyak dikembangkan institusi-institusi yang mendukung pertanian, mulai dari koperasi yang melayani kebutuhan pokok petani dalam usaha agribisnisnya, Bulog (Badan Urusan Logistik) yang menampung hasil dari petani, institusi penelitian seperti BPTP (Balai Pengkajian Teknologi Pertanian) yang berkembang untuk menghasilkan inovasi untuk pengembangan pertanian.

Dan salah satu produknya yang cukup terkenal adalah Varietas Unggul Tahan Wereng (VUTW), hingga berbagai bentuk kerjasama antar lembaga yang terkait penyediaan sarana prasarana yang mendukung pertanian seperti irigasi dan pembangunan pabrik pupuk.

DFM Mania, penyediaan sarana penunjang, seperti pupuk, diamankan dengan membangun pabrik-pabrik pupuk. Para petani dimodali dengan kemudahan memperoleh kredit bank. Pemasaran hasil panen mereka dijamin dengan kebijakan harga dasar dan pengadaan pangan.

Selain itu diperkenalkan juga manajemen usaha tani, dimulai dari Panca Usaha Tani, Bimas, Operasi Khusus, dan Intensifikasi Khusus yang terbukti mampu meningkatkan produksi pangan, terutama beras.

DFM Mania, saat itu budidaya padi di Indonesia merupakan yang terbaik di Asia. Pemerintah memfasilitasi ketersediaan benih unggul, pupuk, pestisida melalui subsidi yang terkontrol dengan baik. Pabrik pupuk dibangun, di Gresik di Gresik, di Palembang dan juga di Aceh.

Saat itu DFM Mania, teknologi pertanian juga diperkenalkan dan disebarluaskan kepada para petani melalui kegiatan penyuluhan, termasuk Bapaknya Bang Ojin, Bang Maulana kala itu juga rajin ikut penyuluhan yang dilakukan bapak-bapak dari Diperta (Dinas Pertanian) yang selalu hadir di Tengah kelompok petani dengan motor trailnya yang legen. 

Iya DFM Mania, saat itu pemerintah menempatkan para penyuluh pertanian di tingkat desa dan kelompok petani. Selain program penyuluhan, kelompencapir (kelompok pendengar, pembaca, pemirsa), juga menjadi salah satu program pertanian Pak Harto yang khas, karena menyuguhkan temu wicara langsung antara petani, nelayan, dan peternak dengan menteri atau Presiden Soeharto langsung.

DFM Mania di era Bapak Soeharto juga membangun infrastruktur perbenihan, pengamatan, dan pengendalian hama. Beliau saat itu menempatkan upaya memenuhi kebutuhan pangan pokok tanpa harus impor, sebagai fokus pembangunan di masa pemerintahannya. 

Waktu itu, ada tekad yang kuat dari pemerintah untuk berswasembada beras. Selain tekad, kebijakan, program, dan organisasi pelaksana dari pusat hingga ke daerah, Pak Harto menyediakan sumber daya manusia, yang relatif lebih pintar dengan menghasilkan sarjana-sarjana pertanian yang akan diterjunkan melaksanakan dan mendukung program tersebut, baik di lapangan maupun di lembaga-lembaga penelitian dan kampus. 

DFM Mania, era Pak Harto juga menyediakan sumber dana yang besar untuk menyukseskan program menuju swasembada pangan.

Dan gak dipungkiri kalau Pak Harto saat itu pun dinilai sukses memobilisasi masyarakat, terutama petani untuk bersama-sama meningkatkan produksi pertanian. Saat itu pula, bisa dikatakan beruntung mendapatkan benih unggul melalui program revolusi hijau saat itu.

Kala itu, Pak Harto menangkap revolusi hijau dengan tekad, dirumuskan dan dituangkan dalam kebijakan dan program, dicetak melalui institusi, kemudian disediakan SDM dan dana serta mobilisasi masyarakat petani.

DFM Mania, Harus diakui, program kerja pertanian Pak Harto nyatanya memang berbuah prestasi. Indonesia yang dikenal sebagai negara agraria pengimpor beras terbesar pada 1966, mampu mencukupi kebutuhan pangan di dalam negeri melalui swasembada beras pada 1984. Pada 1969 Indonesia memproduksi beras sekitar 12,2 juta ton beras, sementara pada 1984, bisa mencapai 25,8 juta ton beras.

Kesuksesan ini mengantarkan Pak Harto diundang berpidato di depan Konferensi ke-23 FAO (Food and Agriculture Organization) alias Organisasi Pangan dan Pertanian Dunia), di Roma, Italia, 14 November 1985.

Pak Harto sebagai Presiden RI kedua pun Harus diakui berjasa besar di bidang pembangunan ekonomi dan pertanian, karena mampu menurunkan tingkat inflasi dari 650% menjadi 12% dalam beberapa tahun pertama kepemimpinannya. 

Selain itu DFM Mania, Pak Harto juga punya andil besar dalam pembangunan irigasi pertanian yang tersebar di seluruh wilayah Nusantara. Bahkan sampai saat ini, dan kalua jujur belum ada presiden yang mampu menandinginya. Dan Pak Harto pernah mengatakan bahwa "Food is my last defence line". 

Apabila dilihat dari definisi ketahanan pangan, kemandirian dan kedaulatan pangan DFM Mania, posisi kebijakan pangan pada masa Pak Harto berada pada posisi ketahanan, sesuai dengan definisi ketahanan pangan yaitu kondisi terpenuhinya pangan bagi rumah tangga yang tercermin dari tersedianya pangan yang cukup, baik jumlah maupun mutu, aman, merata dan terjangkau. 

Hal tersebut dilihat dari adanya kebijakan swasembada beras yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan pangan dalam negeri.

Bukan hanya India, negara ASEAN lainnya seperti Vietnam juga menjadi negara yang surplus dalam pertanian, khususnya beras. Salah satu kunci kesuksesannya ialah keseriusan pemerintah dalam mengembangkan pertanian.

"Di Vietnam tanah pertanian lebih tinggi dari Taman Nasional. Jadi pertanian gak boleh jadi perumahan, pabrik, kalau sudah sawah gak boleh diubah-ubah selamanya. Kita ada undang-undang tapi ya masih gitu aja. Kalau kita serius bisa," ungkap Zulhas.

Namun, Indonesia tidak bisa lagi terlalu menggantungkan diri terhadap impor dari negara lain. Pasalnya, masing-masing negara tengah mengetatkan kebijakan ekspor demi mengamankan stok dalam negeri. Faktor El Nino juga menjadi pertimbangan lain.

Terima kasih Pak Harto, dan jajaran Kabinet Pembangunannya saat itu.

RELATED ARTICLE

Musik Asli Indonesia

Gd. Granadi Lt.4 Sayap Selatan
Jl. HR. Rasuna Said Blok XI Kav. 8-9
Kuningan, Jakarta Selatan.
Office : (021) 5296.1417
Marketing : +62 816781583
Wa Studio : +62 811991034


PENCARIAN
PARTNER KAMI