Kisah Pintu Petir di Masjid Agung Demak.

Created | By: Redaktur | 05-Apr-2024

DFM Mania, di balik keindahan dan kemegahan masjid tersebut terdapat misteri yang melegenda yaitu Pintu Petir.

Pintu Petir lebih populer dikenal dengan Pintu Bledeg. Pintu Petir atau Pintu Bledeg itu dulunya digunakan sebagai pintu masjid.

Dan konon menurut cerita masyarakat sekitar, kalo kisah pintu petir tersebut dimulai saat Ki Ageng Selo.

DFM Mania, Ki Ageng Selo itu merupakan salah satu keturunan Raja Majapahit, Brawijaya V itu pergi bekerja di tengah sawah yang terbentang luas.

Tapi tiba-tiba hari yang tadinya cerah berubah menjadi mendung yang gelap gulita,  kemudian hujan turun sangat deras.

Kemudian karena hujan begitu lebat, Ki Ageng Selo pun menghentikan pekerjaannya sambil bergumam "sawah iki kemendungan".

 

Di saat hujan begitu lebat, Ki Ageng Selo menghentikan pekerjaannya sambil bergumam "sawah iki kemendungan".

DFM Mania, Ki Ageng Selo bergumam seperti itu karena beberapa meter bagian sawah dari sawah yang kehujanan tersebut tidak ada mendung apalagi hujan, makanya Ki Ageng Selo meneruskan pekerjaannya di sawah yang tidak kehujanan. Namun kemudian setelah pindah ke sawah yang lain, ternyata mendung dan kilat pun juga berpindah dan menghujani sawah tempat Ki Ageng Selo tersebut bekerja.

DFM Mania, seakan mendung, petir dan hujan mengikuti kemana Ki Ageng Selo bekerja. Dan kemudian terjadilah pertempuran antara Ki Ageng Selo dan petir yang terus mengancam dan seakan menyambar ke kepala Ki Ageng Selo.

Ki Ageng Selo pun melawan petir tersebut sambil tetap berdiri tegak di tengah sawah sambil mengacungkan dan menunjukkan tangannya ke arah bledeg atau petir yang mengamuk tersebut.

 

DFM Mania, kebayang ya seperti apa seru dan serunya pertempuran antara Ki Ageng Selo dengan Petir atau Bledek yang mengamuk itu ya DFM Mania….

Duuuerrrrrrrr……!!!!

Petir yang mangamuk itu pun kemudian menyambar Ki Ageng Selo dengan suara yang memekakkan telinga, Ki Ageng Selo seakan tersambar.

Ketika itu ada beberapa murid Ki Ageng Selo menyaksikan kejadian dasyat tersebut dan menyangka kalo Ki Ageng Selo gak akan selamat atau hancur berkeping-keping akibat sambaran petir tersebut. Namun apa kenyataanya DFM Mania, murid Ki Ageng Selo mendadak terkejut, mata mereka terbelalak menyaksikan sesuatu yang sangat mengejutkan dan di luar nalar.

Tubuh Ki Ageng Selo sama sekali tidak terluka sedikitpun dan bahkan tampak Ki Ageng Selo mengikat sesuatu yang sangat besar dengan damen (gagang padi kering) yang diikatkan pada pohon Gandri.

Sontak, peristiwa luar biasa diluar nalar tersebut pun kemudian cepat tersiar dan pada akhirnya sampai juga kepada pihak Istana Demak.

Akhirnya utusan dari Demak pun meminta tangkapan Ki Ageng Selo tersebut di bawa ke Demak.

Kemudian bledeg tersebut dibawa ke Demak dan Ki Ageng Selo juga mempersilakan para prajurit tersebut.

Sesampainya di Demak, bledeg tersebut kemudian langsung dibawa ke Masjid Demak dan banyak masyarakat yang turut menyaksikan bledeg tersebut.

Dan setelah beberapa waktu, kemudian diperintahkan juru lukis untuk menggambar bledeg tersebut.

 

Namun DFM Mania, ternyata menggambar atau melukis bledeg bukanlah pekerjaan yang semudah yang dibayangkan.

 

Dan konon kabarnya, bledeg yang dilukis tersebut selalu menampakkan bentuk yang berbeda-beda setiap waktu. Namun pada akhirnya sang pelukis mampu melukis bledeg tersebut dan masih diselesaikan pada bagian kepalanya saja.

Tapi sayang setelah bagian kepala selesai, datang seorang perempuan tua yang membawa tempurung kelapa yang berisi air yang kemudian disiramkan ke arah bledeg tersebut.

Kemudian meledaklah bledeg tersebut disiram perempuan tua tersebut, dan perempuan tersebut tiba-tiba berubah wujud menjadi seorang berjubah putih dan hilang begitu saja.

Dan menurut kisah yang beredar, laki-laki berjubah putih tersebut adalah Ki Ageng Selo sendiri, DFM Mania.

Karena Ki Ageng Selo ternyata gak tega melihat bledeg tangkapannya tersebut dijadikan sebagai tontonan orang banyak.

Meski pada awalnya bledeg tersebut mengancam nyawanya, namun Ki Ageng Selo melepaskannya karena merasa kasihan.

Nah, lukisan yang masih selesai pada bagian kepala itulah yang kemudian dijadikan sebagai hiasan pintu utama Masjid Demak saat itu.

Namun kisah sejarah pintu bledeg yang lain adalah bahwa pintu petir tersebut hanyalah sebuah kiasan. Kiasan yang melambangkan nafsu dan angkara murka yang ada pada setiap manusia. Sehingga, sebelum manusia melaksanakan salat dan mendekatkan diri pada Ilahi, harus bisa menghilangkan sifat jahat dan angkara yang dilambangkan dengan bledeg tersebut.

 

RELATED ARTICLE

Musik Asli Indonesia

Gd. Granadi Lt.4 Sayap Selatan
Jl. HR. Rasuna Said Blok XI Kav. 8-9
Kuningan, Jakarta Selatan.
Office : (021) 5296.1417
Marketing : +62 816781583
Wa Studio : +62 811991034


PENCARIAN
PARTNER KAMI