Kanker payudara adalah pertumbuhan sel ganas di jaringan payudara yang bisa membentuk tumor dan menyebar ke bagian tubuh lain. Gejalanya bisa berupa benjolan di payudara, perubahan pada kulit, nyeri, hingga perubahan bentuk atau posisi puting.
Faktor risikonya antara lain jenis kelamin (lebih sering pada wanita), riwayat genetik seperti mutasi gen BRCA1 dan BRCA2, serta gaya hidup tidak sehat—seperti obesitas, merokok, dan pola makan buruk.
Meski lebih banyak menyerang wanita, pria juga bisa terkena kanker payudara, meski kasusnya jauh lebih sedikit. Karena itu, penting bagi semua orang untuk lebih peduli dengan kondisi tubuhnya.
Deteksi dini adalah kunci. Pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) dan mamografi rutin bisa membantu menemukan kanker sejak tahap awal, saat peluang sembuh jauh lebih tinggi.
Menurut Dr. dr. Denni Joko Purwanto, Sp.B, Subsp. Onk. (K), MM, kanker bukanlah penyakit turunan. Hanya sekitar 5% kasus kanker payudara yang terkait dengan faktor genetik, dan itu pun tetap dipengaruhi oleh lingkungan dan gaya hidup.
“Kalau ada anggota keluarga yang pernah kena kanker payudara, bukan berarti pasti akan menurun ke anaknya. Tapi kalau pun tidak ada riwayat keluarga, tetap harus waspada,” tegas dr. Denni.
Kanker bisa berasal dari berbagai bagian jaringan payudara, termasuk lobulus (kelenjar penghasil air susu) dan saluran air susu. Inilah sebabnya kanker payudara bisa menyerang siapa saja.
Yang terpenting, kenali faktor risiko, jaga gaya hidup sehat, dan lakukan pemeriksaan rutin. Karena semakin cepat diketahui, semakin besar peluang untuk sembuh
Menurut Dr. dr. Denni Joko Purwanto, Sp.B, Subsp. Onk. (K), MM ada 4 faktor yang rentan terjadi, yaitu wanita dengan usia 35 tahun ke atas dan yang menstruasi pertama di bawah usia 12 tahun, penggunaan hormon (untuk mencegah menopause) terlalu lama namun untuk pemakaian jangka pendek masih relatif aman, riwayat keluarga dan adanya tumor di organ reproduksi seperti rahim atau ovarium bisa jadi faktor pemicu, dan lain-lain seperti lingkungan, stres, sebagainya.
Untuk mencegahnya antara lain dengan cara membiasakan diri hidup sehat, olahraga secara teratur, makanan yang bergizi, kendalikan stres. Tapi bila merasakan gejala, jangan malu untuk periksa ke dokter. Dan yang terpenting mendeteksi sedini mungkin. Tidak alasan terlambat untuk memeriksa gejalanya.
Sementara, Grace Tanus, Founder Ruangmenulis.ID dan penyintas kanker payudara, membagikan pengalamannya saat pertama kali menyadari gejala kanker yang ia alami. Pada 14 Agustus 2010, sekitar 15 tahun lalu, Grace menemukan benjolan di payudara kirinya secara tidak sengaja saat sedang mengoleskan handbody. Awalnya, ia mengira benjolan itu hanyalah lemak yang menggumpal. Namun, siapa sangka, itulah awal mula kanker payudara yang kemudian ia derita.
Penasaran seperti apa pengalaman dr. Denni dalam menangani pasien kanker payudara? Dan seberapa besar semangat Grace Tanus sebagai penyintas dalam menyebarkan edukasi tentang kanker payudara?
Yuk, tonton selengkapnya dalam talkshow Inspirasi Damandiri di YouTube channel kami (103.4 DFM) dan dapatkan insight serta motivasi yang bisa mengubah cara pandang kamu tentang kanker payudara!

