Semua pasti suka mie.
Mie yang berbahan dasar tepung terigu tidak hanya praktis, tetapi juga mudah diolah dalam berbagai variasi masakan. Saat ini, mie semakin populer dan menjadi pilihan favorit banyak keluarga di Indonesia.
Kepraktisan dalam memasak serta banyaknya variasi olahan menjadikan mie sebagai makanan yang digemari oleh semua kalangan, dari anak-anak hingga orang dewasa.
Tak hanya sebagai makanan sehari-hari, mie juga membuka peluang usaha bagi banyak orang. Banyak pengusaha memanfaatkan olahan mie sebagai bisnis rumahan maupun usaha keluarga. Salah satu contohnya adalah Bakmi Naga, yang sejak dulu telah menjadi inspirasi bagi banyak keluarga Indonesia dalam menciptakan usaha berbasis kuliner mie.
Bapak Caris Agustinus Januardi, pemilik Bakmi Naga Kalibata, Jakarta, hadir sebagai narasumber dalam Talkshow Inspirasi Damandiri edisi 3 September 2025 di studio Radio DFM Jakarta. Dalam kesempatan tersebut, beliau membagikan kisah inspiratif tentang awal mula usaha Bakmi Naga.
Menurut Bapak Caris, Bakmi Naga bermula dari usaha bakmi gerobak yang dirintis pada tahun 1979 di depan rumah yang terletak di Jalan Hayam Wuruk, Jakarta Pusat. Saat itu, orang tuanya selalu berupaya menciptakan bakmi yang tidak hanya lezat, tetapi juga sehat bagi konsumennya.
Seiring waktu, usaha tersebut terus berkembang. Permintaan dari konsumen yang semakin beragam mendorong munculnya berbagai inovasi menu. Kini, Bakmi Naga menjadi salah satu ikon kuliner yang dikenal luas dan menjadi inspirasi bagi banyak pelaku usaha kuliner di Indonesia.
Pada tahun 1979, orang tua Bapak Caris Agustinus Januardi mulai merintis usaha bakmi dengan inovasi yang cukup berani di masanya — menciptakan bakmi tanpa menggunakan air abu. Perlu diketahui, air abu, atau yang dikenal juga sebagai kansui atau air alkali, merupakan bahan tambahan yang umum digunakan dalam pembuatan mie. Zat ini mengandung garam alkali seperti natrium karbonat dan kalium karbonat, yang berfungsi untuk meningkatkan kekenyalan, kehalusan tekstur, serta memberikan warna kuning khas pada mie.
Namun, penggunaan air abu juga menyebabkan adanya reaksi kimia dengan karbohidrat dan gluten dalam tepung, yang menciptakan rongga udara pada pati sehingga mie bisa menyerap lebih banyak air saat dimasak.
Dengan tidak menggunakan air abu, bakmi racikan orang tuanya menjadi lebih alami dan aman dikonsumsi oleh semua usia, termasuk anak-anak. Inilah yang menjadi salah satu nilai lebih dari Bakmi Naga sejak awal berdirinya — menghadirkan mie sehat yang bisa dinikmati oleh seluruh anggota keluarga.
Memasuki tahun 1980-an, Bakmi Naga mulai merambah pusat perbelanjaan modern. Outlet pertamanya dibuka di Plaza Hayam Wuruk. Seiring perkembangan usaha, pada tahun 1984 Bakmi Naga memperluas jangkauannya dengan membuka gerai di kawasan Blok M, dan pada pertengahan 1990-an hadir di Blok M Plaza. Hingga saat ini, Bakmi Naga telah memiliki puluhan outlet yang tersebar di berbagai daerah. Selain di Jakarta, gerai Bakmi Naga juga hadir di Balikpapan, Kalimantan Timur, dan Ternate, Maluku Utara.
Awalnya hanya menyajikan menu bakmi, kini Bakmi Naga telah berkembang dengan berbagai pilihan hidangan lainnya, seperti nasi goreng, bakmi ayam ca jamur, ayam kuluyuk, ayam goreng mentega, udang goreng tepung, bihun ayam spesial, dan kwetiau goreng seafood. Tak hanya makanan utama, Bakmi Naga juga menawarkan aneka minuman segar seperti es campur dan es teler.
Meski terus berinovasi, Bakmi Naga tetap mempertahankan cita rasa klasik yang menjadi ciri khasnya. Filosofinya sederhana namun bermakna: "Menu Klasik Tetap Asyik."
Itulah sebagian perbincangan inspiratif bersama Bapak Caris Agustinus Januardi, pemilik Bakmi Naga Kalibata Jakarta, dalam program Talkshow Inspirasi Damandiri.
DFM Mania, jangan lewatkan perbincangan seru dalam Inspirasi Damandiri edisi 3 September 2025 bersama Bapak Caris Agustinus Januardi, pemilik Bakmi Naga Kalibata, Jakarta.
Simak obrolan lengkapnya dan temukan inspirasi menarik seputar strategi Bakmi Naga dalam mengikuti tren kuliner zaman now!
Tonton kembali acaranya kapan saja di channel YouTube 103.4 DFM.
Jangan sampai terlewat, ya!
|
|

