Sebelum mengembangkan usaha air minum kemasan "OW Water" yang kini digelutinya, Drs. Widodo terlebih dahulu merintis usaha es lolly pada tahun 2019, tepat sebelum pandemi Covid-19 melanda. Namun, usaha tersebut mengalami kendala, terutama dalam hal pemasaran. Distribusi produk ke warung-warung kecil membutuhkan biaya operasional yang tidak sedikit, sedangkan ia belum memiliki cukup dana untuk menutup biaya tersebut, meskipun sudah mencoba menjalin kerja sama dengan beberapa perusahaan besar.
Hal ini diungkapkan Drs. Widodo, owner "OW Water", pelaku UMKM dari KSP Posdaya Kulonprogo, Yogyakarta, dalam talkshow Inspirasi Damandiri yang diselenggarakan secara live melalui Zoom dan disiarkan oleh Radio DFM Jakarta pada Rabu, 13 Agustus 2025.
Beralih ke Usaha Air Minum Bebas Mineral
Melihat tantangan dalam usaha es lolly, ia memutuskan beralih ke usaha air minum kemasan dengan merek D Mineral, yakni air mineral yang telah melalui proses penghilangan kandungan mineral. Menurutnya, air seperti ini justru lebih sehat untuk konsumsi harian, terutama bagi masyarakat di wilayah Kulonprogo yang sebagian besar merupakan daerah berkapur.
“Kandungan kapur dalam air tanah di sini sangat tinggi. Bisa dilihat saat merebus air, akan ada lapisan kapur menempel pada panci atau ceret. Jika terus dikonsumsi, kandungan kapur ini bisa membahayakan kesehatan ginjal,” jelasnya.
Inilah yang menginspirasi Widodo untuk memproduksi air minum yang telah difiltrasi dan bebas kapur, sebagai solusi atas permasalahan air di daerahnya.
Lahirnya Produk “OW” – Oksigen Water
Pada tahun 2019, ia mulai memproduksi air minum kemasan dengan merek OW (Oksigen Water). Selain bebas kapur, air ini juga telah diperkaya dengan oksigen. Menurutnya, kadar oksigen dalam air OW lebih tinggi dibanding air minum kemasan biasa yang hanya memiliki kadar oksigen 5–7 ppm (parts per million). Air OW dapat mencapai kadar hingga 80 ppm, berkat penggunaan teknologi pengolahan air dari Jerman.
Ketika pandemi Covid-19 melanda, produk ini mendapat sambutan positif dari masyarakat. “Banyak yang mencari air minum berkadar oksigen tinggi karena dapat membantu meningkatkan saturasi oksigen dalam tubuh,” ungkap Widodo.
Dari Lokal ke Nasional
Pada awalnya, produk OW Water hanya dipasarkan secara lokal melalui jalur offline. Namun kini, strategi pemasaran telah diperluas dengan memanfaatkan platform digital seperti WhatsApp dan media sosial. Hasilnya, permintaan datang dari berbagai daerah, bahkan hingga ke Surabaya, Jawa Timur.
Air kemasan OW dijual seharga Rp 5.000 per botol (isi 288 ml), dan satu dus berisi 36 botol. Dari setiap dus, Widodo bisa meraih keuntungan antara Rp 40.000 hingga Rp 45.000. Dalam satu minggu, ia bisa menjual sekitar 10 dus, sehingga menghasilkan omzet mingguan sekitar Rp 400.000 hingga Rp 450.000.
Berkembang Bersama Koperasi Posdaya
Widodo mengaku, kemajuan usahanya tak lepas dari peran Koperasi Simpan Pinjam (KSP) Posdaya Kulonprogo yang merupakan binaan Yayasan Damandiri. Ia mulai bergabung sebagai anggota Posdaya, lalu menjadi anggota koperasi yang berlokasi di Komplek Panewon (Kecamatan) Pengasih, Kulonprogo, Yogyakarta.
Baginya, menjadi anggota koperasi jauh lebih menguntungkan dibanding meminjam ke bank. “Di koperasi, tidak ada beban psikologis seperti harus menyerahkan jaminan berupa STNK atau surat berharga lainnya. Koperasi ini memberdayakan keluarga dan justru membantu tanpa memberatkan,” tuturnya.
Kisah inspiratif Drs. Widodo dibagikan dalam talkshow Inspirasi Damandiri bertema “Koperasi, Majukan Usaha Ekonomi”, yang bisa disaksikan ulang melalui channel Youtube Radio DFM Jakarta di 103.4 DFM.
Tonton sekarang >> https://youtu.be/XiHU0XxBMSs?si=K6sLEsZuqm2Yqrm9

