INSPIRASI DAMANDIRI | Usaha Dari Kain Perca Yang Menawan dan Ramah Lingkungan

Created | By: Redaktur | 30-Jul-2025

DFM Mania, apa itu Ghawean Dewe?

Ghawean Dewe maknanya adalah buatan sendiri. Ghawean Dewe mengusung konsep Sustainable Batik yang merupakan upaya dan inovasi untuk memproduksi produk dengan tidak membuang sisa-sisa hasil produksi. Sisa-sisa hasil produksi tersebut diolah menjadi hal-hal lain seperti batik anak, aksesoris, tas, dan produk batik lainnya yang ramah lingkungan dan tetap menjaga nilai budaya Indonesia Ghawean Dewe telah memiliki sertifikat SNI.

Ghawean Dewe adalah produsen dress, kemeja, dan handicraft batik. Ghawean Dewe membuat produk dengan konsep desain dengan warna yang cerah dan menggunakan bahan material yang nyaman. Bahan material yang digunakan dari 100% bahan katun yang lembut dengan motif pilihan.

Produk Ghawean Dewe dibuat handmade dengan kain batik daur ulang, menjadikannya unik dan ramah lingkungan. Telah diekspor ke Malaysia, Thailand, Australia, dan Hongkong. Ghawean Dewe percaya produk lokal penuh cinta dan cerita mampu bersaing secara global.

Dipandu host Fika menghadirkan pelaku usaha dibidang craft Mbak Dewi Astuti owner Gawean Dhewe dari Kramat Kwitang, Jakarta Pusat. Pada talkshow Inspirasi Damandiri yang mengangkat tema “Usaha Dari Kain Perca yang Menawan dan Ramah Lingkungan”.

Adalah Mbak Dewi Astuti owner Gawean Dhewe menuturkan perihal usahanya yang sangat inspiratif.

Mbak Dewi katakan bawa kain perca itu paling mudah ditemui dimana mana. Kain perca ini menjadi peluang usaha. Kain perna juga menjadi edukasi juga. Kain perca menjadi kepedulian kita terhadap lingkungan.

Usahanya ini mulai tahun 2017. Hobinya ini dengan kain perca tersebut sendiri sudah dilakukannya sejak kuliah S1. Awalnya ia suka membuat bross.

Menurutnya, kain perca batik selain menjadi media edukatif tapi juga bisa menjadi peluang usaha yang produktif. Kain perca bukan sampah. Karena punya peluang usaha.

Awal pemasaran ke orang orang terdekat, dari mulut ke mulut, akhirnya meluas kemana-mana.

Dijelaskan Mbak Dewi, brand Gawean Dhewe sejatinya dari bahasa daerah. Ia berasal dari Yogyakarta. Pusat produksinya saat ini daerah Kramat, Kwitang, Jakarta Pusat.

Komunitas terbentuk berkat kebersamaan dari orang orang daerah kemudian membentuk komunitas. Maka usahanya ini dijalankan Bersama komunitas.

Menurut Dewi, masing-masing tidak harus mahir menjahit, karena di bagian produksi itu terbagi beberapa tenaga. Ada tenaga penjahit, pemotong, perancang atau desain, tenaga yang masukin busa, dan sebagainya. Selain itu ada bagian yang memasarkan, mempromosikan, dan sebagainya. Jadi dalam usaha ini tidak harus semua mahir menjahit.

Dikatakan Dewi, kebutuhan bahan baku diperoleh dari eksternal dan internal. Ia pun bekerja dengan pembatik dari Pekalongan, Jawa Tengah. Sampai saat ini pihaknya terus bertambah mitra dengan kolaborasi penenun dari Jepara, Jawa Tengah.

Harga-harga produk Gawean Dhewe itu fleksibel. Karena customer diberi banyak pilihan, semua disesuaikan kondisi keuangan mereka.

Ia memasarkan produk kreatifnya mulai harga berkisar dari Rp 5 ribu sampai Rp 300 ribu. Produknya Gawean Dhewe berupa boneka, alat ibadah, dan bross. Pakaiannya ada outer anak hingga dewasa harganya Rp. 80 ribu – Rp. 200 ribu.

Ia sering mengikuti pameran. Banyak produknya mengisi mall terkenal di Jakarta dan sebagainya.

Owner Gawean Dhewe menyebut, awal modal usaha tidak sampai 50 juta, termasuk toko, mesin jahit, mesin obras, serta bahan baku. Sekarang tidak lagi berkeinginan membeli toko lagi.

Untuk memasarkan berbagai produknya, ia menyebut ada 23 store yang tersebar di Jakarta, Surabaya, Bali, dan luar negeri di Malaysia. Sementara itu Thailand tertarik dengan batiknya yang menurutnya dipandang unik, antik dan menarik.

Yang rutin diproduksi adalah baju. Per orang sehari 7 baju, sedangkan boneka 10 buah.

Di Jakarta tenaga ada 5 orang. Di luar daerah banyak merekrut tenaga 6 orang, dan freelance ada 13 orang. Di Jakarta tenaga freelance ada banyak orang, mahasiswa pun bisa menjadi tenaga freelance. Tenaga tersebut disesuaikan kemampuan atau kebiasaan mereka. Ada yang bisa bikin di siagin dan sebagainya.

Menurutnya, batik menjadi fokus utama. Meskipun selain batik pun tetap bisa, seperti katun dan sebagainya. Tapi yang utama adalah batik.

Menjalani usaha craft Gawean Dhewe karena kepepet. Biasanya saat terdesak, orang menjadi kreatif dan produktif.

Saat buka usaha Gawean Dhewe ini awalnya meragukan untuk berkembang. Dari medsos semua bisa belajar, berkembang dan tumbuh rasa percaya diri bahwa setiap usaha apalagi UMKM.

Dewi selaku owner Gawean Dhewe memiliki kiat sukses. Pertama, harga tetap fleksibel. Kedua, produksinya dia yakini bisa menjadi duta atau gift kenegaraan. Bahkan ada produknya yang terpampang di ruang menteri perdagangan.

Sementara untuk strategi pemasarannya, ujar mbak Dewi pemilik UMKM Craft Ghawean Dewe dengan sumringah, selain ikut bazar-bazar juga memanfaatkan media sosial baik tiktok, instagram, dan online.

Untuk tips usahanya, Dewi menyebut kalau mau lebih, harus jangan gampang menyerah, rasa fleksibelnya ditambah lagi, serta mau dan siap mempelajari model pesanan sesuai keinginan konsumen.

Jadi gak ada alasan lagi kalau usaha craft itu susah!


Talkshow Inspirasi Damandiri dengan Mbak Dewi owner UMKM Craft Ghawean Dewe selengkapnya bisa ditonton di channel youtube Radio DFM. 

Pastikan ikuti, dan jangan lupa nih di subscribe!

RELATED ARTICLE

Musik Asli Indonesia

Gd. Granadi Lt.4 Sayap Selatan
Jl. HR. Rasuna Said Blok XI Kav. 8-9
Kuningan, Jakarta Selatan.
Office : (021) 5296.1417
Marketing : +62 816781583
Wa Studio : +62 811991034


PENCARIAN
PARTNER KAMI