Ada yang menarik pada talkshow Inspirasi Damandiri 21 Juli 2025 yang dipandu Host Fika mengikat dengan mengangkat tema "Ngobrol Tentang NPD (Narcissistic Personality Disorder) Yuk!".
NPD menurut Ibu Wully lengkapnya Ibu Wully Handarini, S.H., S.Psi., M.Psi (Psikolog) adalah singkatan dari Narcissistic Personality Disorder atau Gangguan Kepribadian Narsistik.
NPD disebut praktisi psikolog adalah kondisi kesehatan mental yang ditandai dengan pola pikir dan perilaku yang berpusat pada diri sendiri, kebutuhan berlebihan untuk dikagumi, dan kurangnya empati terhadap orang lain.
Dalam talkshow secara live daring zoom meeting, Ibu Wully juga menginfokan untuk DFM Mania, di antaranya beberapa poin penting tentang NPD. Orang dengan NPD seringkali memiliki rasa kebesaran diri yang berlebihan, merasa penting, membutuhkan pujian yang berlebihan, dan kurang mampu memahami perasaan orang lain.
Perasaan rapuh di balik kepercayaan diri. Meskipun terlihat sangat percaya diri, mereka sebenarnya memiliki harga diri yang rapuh dan sangat sensitif terhadap kritik atau penolakan.
Sementara dampak NPD pada hubungan. NPD dapat menyebabkan masalah dalam hubungan interpersonal, pekerjaan, dan kehidupan sosial karena sulitnya membangun hubungan yang sehat dan saling mendukung.
Dan penyebabnya NPD. NPD belum sepenuhnya dipahami, tetapi diyakini melibatkan faktor genetik, pengalaman masa kecil (seperti pola asuh yang terlalu memanjakan atau terlalu kritis), dan interaksi sosial.
Untuk pengobatan. Pengobatan untuk NPD biasanya melibatkan terapi bicara (psikoterapi), yang bertujuan untuk membantu individu memahami diri sendiri, mengembangkan keterampilan interpersonal, dan mengubah pola pikir dan perilaku yang merugikan.
Praktisi psikolog Wully Handarini ini juga menginfokan DFM Mania, penting untuk diingat bahwa tidak semua orang yang menunjukkan sifat narsistik memiliki gangguan kepribadian narsistik. Sifat narsistik bisa saja normal pada usia tertentu, namun NPD terjadi ketika sifat-sifat tersebut menjadi berlebihan dan menyebabkan gangguan signifikan dalam kehidupan seseorang.
Ia juga menggambarkan pada orang yang suka pada perilaku narsis. Suka memposting tentang aktivitas positif. Makanya perlu jeli dan teliti agar hal-hal yang diposting itu menginspirasi pada orang. Kalau masih memposting hal positif dan bisa menginspirasi positif orang lain. Itu narsis namanya, bukan NPD.
Yang perlu kita tahu orang itu NPD, adalah satu gangguan mental. Orang NPD dirinya merasa paling pantas dikagumi, tapi sebenarnya dia rapuh. Orang NPD itu anti kritik. Orang NPD selalu merasa dirinya superior.
Penjelasannya, ditegaskan Ibu Wully Handarini, jadi orang narsis dan narsistik itu beda. NPD merupakan gangguan kepribadian. Sementara narsis itu orang yang over confidence, kepercayaan diri berlebihan, tapi dia bisa memotivasi orang lain. Konten yang dia bikin orientasinya untuk mendapatkan uang. Konten dia bikin pada intinya kontennya baik dan inspiratif.
Menurutnya, hampir semua orang hampir punya jiwa narsis. Suka narsis dan mempostingnya agar orang lain juga terinspirasi pada hal-hal yang baik.
Ibu Wully Handarini juga menggariskan bahwa seseorang mengidap NPD itu tidak semua orang. Tapi untuk menyebut orang NPD, tidak harus ada pemeriksaan dengan tanya jawab dengan dokter. Kemudian wawancara dengan mengisi form dari psikolog. Setelah itu baru diketahui orang tersebut NPD apa tidak. Jadi ada pemeriksaan fisik dan psikologi. Makanya ada pemeriksaan dan konsultasi dengan ahlinya. Penyebabnya antara lain karena pernah mengalami cedera, kecelakaan.
Untuk menentukan mengidap NPD, menurut Ibu Wully Handarini perlu beberapa hari mengetahuinya. Kuncinya saat pemeriksaan, pasien harus terbuka dalam mengemukakan pada ahlinya.
Dikatakan Ibu Wully Handarini, orang NPD senang dipuji tidak suka, dirinya merasa benar. Orang NPD suka memperlakukan orang lain selalu salah. Ia juga tidak suka mengakui kesuksesan orang lain. Orang NPD selalu merasa dirinyalah yang paling unggul, paling terbaik.
Orang NPD bisa disebabkan karena riwayat faktor keturunan. Maupun dari pola asuh, misal saat anak selalu diladeni, dilayani, dipuji orang tua. Tapi bisa juga, mungkin pernah mendapat kekerasan dari orang lain. Sehingga saat ini dia melampiaskan dendam pada orang lain. Karena pola asuh anak juga dapat memicu kelak anak menjadi NPD.
Terapi keluarga atau mengikuti kelas parenting itu bisa jadi solusi. Bagaimana anak bisa mengikuti cara-cara positif orang lain. Mengajak anak untuk empati, peduli pada orang lain. Anak perlu diajak ikut memberikan sumbangan, peduli sosial. Orang NPD memang tidak bisa disembuhkan secara total. Tapi bisa diminimalisir.
Saran dia, apabila ada orang NPD, kita harus bersikap tenang. Jangan meladeni orang NPD karena mereka juga tidak menyadari kalau dirinya itu orang dengan NPD. Meski demikian orang NPD harus dirangkul. Jangan pernah meninggalkan dia.
Untuk mencegahnya agar tidak menjadi orang NPD yaitu sering-sering berinteraksi, bersosialisasi dengan orang-orang positif agar kita terus menjadi orang-orang positif juga.
DFM Mania, apakah kamu tergolong orang dengan NPD?
Selengkapnya bisa ikuti perbincangan Inspirasi Damandiri yang mengangkat tema edukatif terkait kesehatan mental. Pastinya hanya di channel youtube Radio DFM Jakarta: 103.4 DFM.

