INSPIRASI DAMANDIRI | Peran Keluarga Dalam Kemandirian Anak Celebral Palsy

Created | By: Redaktur | 01-Jul-2025

DFM Mania, seorang penyandang cerebral palsy bisa mencapai kemandirian. Memang tergantung pada kondisi mereka dan intervensi yang diberikan. Meskipun tingkat kemandiriannya berbeda-beda tergantung pada tingkat keparahan.

Dengan perawatan yang tepat, termasuk terapi fisik, terapi okupasi, dan terapi wicara, serta dukungan yang tepat, banyak penyandang cerebral palsy dapat hidup mandiri dan produktif.

Cerebral palsy dan sering diinisialkan dengan CP adalah sekelompok gangguan yang memengaruhi gerakan dan postur tubuh akibat kerusakan otak yang terjadi sebelum, selama, atau setelah kelahiran. Kondisi ini menyebabkan kesulitan dalam mengontrol otot dan koordinasi gerakan, serta dapat memengaruhi berbagai aspek perkembangan anak, termasuk motorik, kognitif, dan sensorik.

Cerebral palsy ini disebabkan oleh kerusakan atau perkembangan abnormal pada otak, yang paling sering terjadi sebelum kelahiran (prenatal), saat persalinan (perinatal), atau pada masa bayi (postnatal).

Beberapa faktor dapat meningkatkan risiko terjadinya Cerebral palsy, seperti kelahiran prematur, berat badan lahir rendah, infeksi selama kehamilan, masalah saat persalinan, atau cedera kepala pada bayi.

Dalam talkshow Inspirasi Damandiri edisi Senin 30 Juni 2025, Ibu Rofiqoh Syukur yang memiliki seorang putri berkebutuhan khusus Cerebral palsy  bernama Flora Rifdah menceritakan secara eksklusif bahwa Flora terdiagnosis CP saat usia bayi usia 2 minggu. Saat itu ia mengalami hingga sampai dehidrasi. Terjadilah penurunan berat badan, dan harus dirawat di kamar bayi rumah sakit dan masuk harus di inkubator. Bila kondisinya seorang bayi seperti itu, bisa jadi terdiagnosa bahwa nantinya menjadi anak CP.

Lebih lanjut Ibu Rofiqoh menginfokan kalau CP adalah kondisi di dalam kandungan, setelah lahir, dilahirkan. Flora terindikasi yang poin ketiga.

CP disebabkan bisa jadi karena virus. Terlilit tali pusar saat anak dilahirkan juga bisa CP, karena sesak napas. Masa kejangnya Flora sekali saat di inkubator waktu bayi. CP ada 3 tanda tanda, yaitu kejang otot, amnesia, tangan gemetar/tremor, mata juling, serta sulit mengangkat kaki kirinya. Apabila anak dengan CP yang harus dilakukan intervensi di bidang medis.

Dikatakan Ibu Rofiqoh bila tremornya hilang, sampai sekarang. Mata julingnya hilang. Tumit kaki bisa diangkat tinggi-tinggi. Semua itu setelah serangkaian terapi fisik dijalaninya.

Kondisi yang diidap Flora, kata dokter, tidak bisa sembuh. Tapi dukungan dan peran keluarga serta lingkungan sangat penting. Hingga saat ini Flora masih melakukan terapi. Fisioterapi, salah satunya terapi yoga. Termasuk terapi di air. Serta terapi LAPI, terapi wicara, dan terapi lainnya. Terapisnya datang ke rumah.

Tantangan terbesar seorang ibu/keluarga dengan anak pengidap CP, memang literasinya banyak sekali di waktu sekarang. Namun cukup sulit saat Flora terkena di 22 tahun silam, karena CP belum umum infonya. Lain halnya, saat ini sudah banyak infonya.

Dikatakan Ibu Rofiqoh, kala itu dan juga saat ini menjadi tantangan untuk mencari banyak info CP. Buat yang punya anak/anggota keluarga CP, yang penting harus semangat. Jangan menyerah. Terus bergerak mencari informasi. Teruslah belajar.

Hubungan dan peran keluarga itu penting sekali. Mungkin hubungan dengan keluarga sudah biasa, dan hubungan semakin kuat. Keluarga mempunyai peran penting. Sebagai contoh, kala neneknya almarhum, eyangnya pernah menghadiahkan cermin. Maknanya bagi Flora untuk bisa berlatih motorik. Juga hadiah dompet dari neneknya. Maknanya bagi Flora untuk berlatih saving money.

Juga saat Flora dititipkan ke tantenya, karena ibunya seorang PNS. Disitulah Flora bisa belajar pada lingkungan orang lain. Dia bisa belajar mandiri akan lingkungannya.

Bu Rofiqoh juga menuturkan, karena ayahnya bertugas pindah pindah, ke Gorontalo, ke Bali, dirasakan agak kesulitan untuk mendapatkan terapi untuk Flora. Terapi yang baik ada di Jawa, utamanya Solo. Karena semua ada, termasuk rumah sakit, klinik, dokter terapis, komunitas.

Flora terus belajar di rumah tentang ruang. Ruang makan, ruang tidur, ruang tamu, ruang mandi. Semua dipelajari. Memang cukup lama untuk mempelajarinya, Flora saat mengalami masa menstruasi, teman-teman kampus ibunya memberi buku buku literasi yang menjadi masukan penting untuk ibunya.

Kemandirian terus dipelajari Flora. Misal, dalam membantu memasak. Memang dalam melatih kemandirian Flora, ibunya banyak belajar. Sebagai ibu yang selama ini setia mendampingi, diperlukan proses belajar dan terus belajar. Ia merasa tidak lelah. Semua dilalui dengan happy.

Dikatakan Ibu Rofiqoh, kalau pernah suatu kali Flora ikut melakukan perjalanan 15 jam ke Bali. Momen tersebut sekaligus untuk belajar tentang lingkungan pada seorang Flora.

Di Solo, ibunya bergabung pada komunitas. Pada hari CP, komunitas tersebut mengadakan perayaan. Pada 17 Agustus, Flora ikut juga merayakan dengan berbagai kegiatan lomba, seperti makan kerupuk dan mewarnai.

Rofiqoh sebagai seorang ibu berpesan, janganlah keterbatasan anak kita menjadi keterbatasan berupaya anaknya untuk mandiri. Anandanya tersebut diberi ruang, dukungan untuk kemajuan kemandirian kondisi anak. Ia selalu bersyukur dengan kondisi anak. Dia infokan bila di Solo sudah banyak orang memberikan kemandirian dan dukungan bagi anak anak special. Jangan menganggap remeh, tapi beri ruang untuk kemandiriannya.

Saat ini dengan antusias Flora terhadap usaha sewa pakaian adat. Semua dilakukan untuk mendukung sosialisasi Flora dengan masyarakat luas. Roqiqoh selalu bangga. Ia selalu menjadi sosok ibu yang terus bersyukur.

Selengkapnya ada di channel youtube DFM.

RELATED ARTICLE

Musik Asli Indonesia

Gd. Granadi Lt.4 Sayap Selatan
Jl. HR. Rasuna Said Blok XI Kav. 8-9
Kuningan, Jakarta Selatan.
Office : (021) 5296.1417
Marketing : +62 816781583
Wa Studio : +62 811991034


PENCARIAN
PARTNER KAMI