INSPIRASI DAMANDIRI | Motoliango Literasi: Anak Muda dan Literasi - Masihkah Membaca Itu Menarik?

Created | By: Redaktur | 19-Jun-2025

DFM Mania, minat baca di Indonesia pada tahun 2025 masih rendah, meskipun ada peningkatan dalam beberapa tahun terakhir. Data dari Good Stats menunjukkan bahwa hanya satu dari lima orang yang rutin membaca buku setiap hari. Namun, trend membaca buku digital dan buku non-fiksi semakin meningkat.

Lantas apa upaya anak-anak muda dari Motoliango Literasi merangsang minat baca tersebut? 

Dalam Talkshow Inspirasi Damandiri, dua narasumber yang hadir di studio adalah Alam Darmawan Ilolu, S.Kom (Direktur Motoliango Literasi) dan Zulfikar – (Koordinator SDM Motoliango Literasi) mengungkap semua hanya untuk DFM Mania.

Awalnya disampaikan Alam, tahun berdiri Motoliango Literasi adalah tahun 2020, pas terjadi pandemi Covid 19 lalu. Dibentuk di Jakarta, asalnya memang anak-anak muda dari Gorontalo. Tapi kini membernya tersebar ada di Jakarta, Gorontalo, Makassar, Jogja dan Malang.

Mengapa Motoliango Literasi?

Motoliango Literasi, fokus gerakannya tumbuh dari mahasiswa kalangan anak muda Gorontalo. Menurut mereka (narasumber) bahwa sesungguhnya melek huruf namun kurang suka membaca, maka lahirnya komunitas ini. Awalnya minat baca yang cenderung rendah, termasuk di Gorontalo.

Dua anggota Motoliango Literasi ini, mengungkapkan kebanyakan mahasiswa. Mereka sukanya menulis. Maka berkembanglah literasi lainya, seperti pendidikan terutama di bidang agama.

Berangkat dari kegemaran membaca itulah bahwa Motoliango Literasi yang artinya kasih sayang. Maka Motoliango Literasi menjadi pusat kasih sayang untuk membaca dan menulis. Dikatakan, bergerak pada minat menulis dan baca menjadi semangat dari Motoliango Literasi.

Alam menyebut, minat baca justru banyak dari kalangan orangtua. Seperti yang terbaru mereka menggelar di Taman Suropati. Peminat membaca dari kalangan orangtua, ketimbang anak muda. Padahal buku bacaan yang tersedia di gelaran lapaknya tersebut sangat beragam tema/judul, dari banyak kacamata bahasan dari masalah politik, budaya, pendidikan, dan sebagainya.

Lebih lanjut diungkapkan ide didirikannya komunitas ini untuk memancing minat baca dari kalangan anak muda. Minat membaca anak muda berdasarkan UNESCO itu 0.01% (Persen).

Pada lapkanya kemarin gratis lho. Tapi mengapa anak muda selama ini berpikiran kalau dipungut biaya. Buku yang dibaca bisa dibawa pulang yang diinfokan, baik eks banner. Jaminan buku yang akan dibaca bisa dibawa pulang adalah dengan KTP misalnya. Mereka tidak dikenakan biayanya.

Dua narasumber yang hadir di studio adalah Alam Darmawan Ilolu, S.Kom (Direktur Motoliango Literasi) dan Zulfikar (Koordinator SDM Motoliango Literasi)

Mereka juga mengungkapkan mengenai kegigihannya. Mereka terus melakukan kegiatan berskala nasional. Kegiatan yang dilakukan terkait agenda seminar nasional. Misalnya terkait illegal logging, tapi ditarik ke ranah minat baca sebagai bahasannya. Program seminar nasional diadakan per dua bulan, tiga bulan. Peserta untuk umum.

Dikatakan kalo minat baca masyarakat di Provinsi Gorontalo terbilang rendah. Mengatasi hal ini, perpustakaan di daerah melakukan transformasi dari sekadar gudang buku menjadi pusat inklusi sosial yang lebih interaktif dan bermanfaat bagi masyarakat. Salah satu contoh transformasi ini dapat dilihat pada Perpustakaan Desa Mootota.

Perubahan ini bertujuan untuk menjadikan perpustakaan sebagai ruang yang tidak hanya menyediakan buku, tetapi juga menjadi pusat kegiatan yang melibatkan masyarakat dalam berbagai aspek kehidupan.

Narasumber juga mengungkap kalau anak-anak Indonesia lebih senang pada anomaly kekinian yang narasumber sendiri juga kurang mengetahui atau memahami kemauan anak.

Disampaikan pula bahwa jam baca baru mencapai 120 jam/tahun.

Sementara disampaikan pula, rutinitas pendidikan juga selalu sama, dan ini harus dirubah. Menurutnya, sistem pendidikan harus diubah, terlebih Indonesia sudah berbicara Indonesia Emas 2045.

Disamping itu, memang memanfaatkan teknologi itu penting. Kita harus adaptif. Teknologi dimanfaatkan pada tatanan yang benar. Kita harus bijak dalam memanfaatkan teknologi.

Disinggung juga mengenai maraknya e-book, e-digital menjadi peluang. Menurutnya kalau ketemu langsung dengan penulisnya bisa langsung berdiskusi. Beda e-book, pembaca bisa terdistraksi. Buku itu jendela dunia.

Masihkah minat baca itu menarik? Selengkapnya ada di channel youtubenya Radio 103.4 DFM Jakarta.

Pastinya, membaca itu kerennn….

 

RELATED ARTICLE

Musik Asli Indonesia

Gd. Granadi Lt.4 Sayap Selatan
Jl. HR. Rasuna Said Blok XI Kav. 8-9
Kuningan, Jakarta Selatan.
Office : (021) 5296.1417
Marketing : +62 816781583
Wa Studio : +62 811991034


PENCARIAN
PARTNER KAMI